Review Mandiri Prinsip-prinsip Akuntansi
Nama : Lia Amelia
NIM : 21031015
Prodi : Administrasi Bisnis A
INVENTORIES
(Persediaan)
Persediaan
atau inventory adalah penyimpanan bahan atau barang yang akan digunakan untuk
suatu keperluan. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis biasanya
memiliki persediaan. Keberadaannya tidak hanya dianggap sebagai kewajiban
(liability) karena merupakan pemborosan (waste), tetapi juga dapat dianggap
sebagai aset yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash). Menurut
Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari
suatu peralatan atau mesin.
Inventory
mengacu pada semua barang, produk, barang dagangan, dan bahan yang dimiliki
oleh bisnis untuk dijual di pasar untuk mendapatkan keuntungan. Dalam bisnis
manufaktur, persediaan atau inventory tidak hanya berupa produk akhir yang
diproduksi dan siap dijual, tetapi juga bahan baku yang digunakan dalam
produksi dan barang setengah jadi di gudang atau di lantai pabrik. Dalam
industri jasa, karena tidak ada pertukaran stok fisik, persediaan sebagian
besar bersifat tidak berwujud. Jadi, inventaris industri jasa sebagian besar
mencakup langkah-langkah yang terlibat sebelum menyelesaikan penjualan.
v Fungsi Inventories (persediaan)
1) Proses
Produksi, jika ada pasokan pada sebuah perusahaan mengalami naik turun, maka
diperlukan persediaan tambahan dalam memisahkan proses produksi dari pemasok.
2) Memisahkan
Permintaan, perusahaan harus bisa memisahkan permintaan dan menyediakaan
persediaan barang yang akan memberikan pilihan untuk pelangan. Persediaan yang
umumnya dijual oleh pedagang eceran.
3) Keuntungan,
bisa mengambil keuntungan kuantitas, karena pembelian pada jumlah banyak akan
mengurangi biaya produksi ataupun pengiriman barangnya.
4) Menjaga Inflasi,
bisa menjaga adanya pengaruh inflasi dan kenaikan harga yang tiba-tiba terjadi
dipasar.
v Tujuan Pengelolaan Inventories
(persediaan)
1) Menghilangkan
risiko keterlambatan barang tiba.
2) Untuk
dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan.
3) Menjaga
keberlangsungan produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.
4) Memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin kepada konsumen dengan tersedianya barang yang
diperlukan.
v Jenis-jenis Inventories (persediaan)
1) Bahan
baku (raw material), bahan baku dari semua barang yang akan diproses dan
menjadi produk akhir. Pada perusahaan bahan baku adalah barang mentah yang
menjadi bahan inti untuk tahapan produksi.
2) Barang
jadi (finished goods), barang akhir yang sudah siap dijual di pasar. Barang ini
sudah melewati semua proses dan tahapan produksi ataupun pengecekan kualitas
produknya.
3) Barang
setengah jadi, bahan mentah yang dikirim untuk diproses tapi belum disetujui
untuk barang jadi.
4) Inventory
penyangga, bisa disebut sebagai persediaan pengaman, yang terdiri dari barang
yang disimpan di gudang ataupun toko, untuk mengurangi dampak permintan yang
tidak terduga.
5) Inventory
MRO (Maintenance Repairing and Operating), jenis inventaris relevan bagi
industri manufaktur. MRO tidak diperhitungkan bagi item inventaris pada
pembukuan, tetapi menjadi peran penting dalam pekerjaan sehari-hari.
6) Decoupling
inventory, item yang disimpan untuk cadangan untuk nantinya diproses oleh mesin
lain, jika mesin sebelumnya gagal dan akan menghasilkan output.
7) Inventory
control, pengelolaan inventaris yang bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan
inventaris suatu perusahaan agar meminimalisir kerugian dan mendapatkan
keuntungan dari kegiatan tersebut.
v Menjaga Persediaan (Safeguarding
Inventory)
Pengendalian untuk menjaga persediaan dimulai
setelah persediaan dipesan, dokumen-dokumen yang seering digunakan untuk
pengendalian persediaan :
1) Pesanan
pembelian (purchase order)
2) Laporan
pnerimaan (receiving report)
3) Faktur
vendor (vendor’s invoice)
Pengendalian untuk menjaga persediaan
harus mencakup langkah-langkah keamanan untuk mencegah kerusakan dan pencurian
oleh pelanggan atau karyawan. Beberapa contoh tindakan pengamanan antara lain :
1) Menyimpan
persediaan di area yang dibatasi hanya untuk karyawan resmi
2) Mengunci
persediaan yang berharga
3) Menggunakan
cermin dua arah, kamera pengawas dan penjaga.
v Asumsi Aliran Biaya Persediaan
(Inventory Cost Flow Assumptions)
1) First-in,
First-out (FIFO)
Sebuah
sistem yang membuat sebuah barang masuk pada urutan pertama harus keluar
pada urutan pertama juga. Secara mudahnya metode FIFO adalah sebuah sistem yang
mengharuskan barang pertama masuk juga harus menjadi barang yang pertama kali
keluar. Dalam dunia bisnis, metode FIFO banyak digunakan pada usaha retail.
2) Last-in,
First-out (LIFO)
Metode
ini akan menerapkan sistem penjualan barang yang masuk urutan paling akhir
akan dijual pada urutan paling pertama. Lalu untuk barang yang sudah ada
sejak pertama akan dijual pada beberapa waktu kemudian. Bisa dibilang metode
LIFO lebih mudah dalam proses penataan barang. Menariknya lagi metode LIFO juga
memberikan keuntungan tersendiri bagi pemilik usaha. Hal ini karena metode LIFO
bisa menghemat proses pengeluaran pajak pada saat terjadinya inflasi.
3) Weighted
Average Cost
Penerapan metode
Average adalah untuk mendapatkan hasil perhitungan biaya unit pada bagian
persediaan. Lalu untuk mendapatkan hasil tersebut dilakukan dengan cara membagi
semua unit yang ada di dalam gudang dengan ketersediaan unit yang akan dijual.
Nantinya hasil yang didapatkan adalah sebuah biaya rata-rata dari produk yang
akan dijual.
Komentar
Posting Komentar